Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.)
diketahui berasal dari Afrika. Secara morfologi, kelapa sawit dapat
dibedakan menjadi tiga tipe, yakni dura, tenera, dan pisifera.
Masing-masing tipe memiliki karakteristik buah yang berbeda, yang
dijadikan sebagai basis dalam pemuliaan kelapa sawit (Gambar 2). Kelapa
sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia pada tahun 1848, dan
dijadikan sebagai tanaman ornamen yang ditanam di Kebun Raya Bogor.
Menurut Lubis (1978), hingga 1950-an sebagian besar kelapa sawit
komersial yang ada di Indonesia merupakan keturunan dari empat kelapa
sawit tersebut, dalam bentuk tanaman dura.
Aktivitas pemuliaan kelapa sawit di Indonesia telah dimulai sejak dibentuknya pusat penelitian AVROS (Algemeene Vereniging van Rubber Planters ter Ooskust van Sumatra)
yang disebut juga APA (Algemeene Proefstation der AVROS) pada 26
September 1916. Meskipun tujuan utama pembentukan APA untuk meneliti
karet namun APA juga melakukan aktivitas penelitian kelapa sawit. Melalui lembaga penelitian AVROS, kegiatan pemuliaan kelapa sawit telah dilaksanakan meski belum terprogram secara sistematis.
Para
pemulia pada saat itu telah menyadari bahwa variabilitas genetik kelapa
sawit di Indonesia sangat kecil karena hanya berasal dari empat pohon
di Bogor. Untuk itu, program introduksi material genetik dilakukan dalam
usaha memperluas variabilitas genetik kelapa sawit. Pada 12 November
1921, Direktur Eala Botanic Garden (Jardin Botanique d’Eala), Congo Belgium, mengirimkan 100 benih kelapa sawit ke lembaga penelitian AVROS di Medan, Indonesia. Sebanyak 13 benih ditanam pada tahun 1923
di Kebun Sungei Pancur, dan satu diantaranya diregistrasi sebagai 540,
dan selanjutnya dikenal sebagai SP 540 (Pronk, 1956). Tanaman SP 540 T
memiliki kualitas tandan yang sangat baik, yang diindikasikan dengan
tingginya persentase mesokarp per buah yang mencapai 91%.
Selanjutnya, turunan SP 540 T dari famili 820 disilangkan dengan
pisifera Bangun, yang hasilnya dinamakan pisifera AVROS (Gambar 4).
Pisifera AVROS ini digunakan secara intensif pada program pemuliaan di
beberapa negara yakni Malaysia, Papua Nugini, dan Costa Rica, sementara galur murni dari SP 540 T hanya digunakan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medan.
siapa bilang dengan modal kecil tidak bisa menang banyak?
BalasHapusDengan modal Rp20.000,
Anda bisa menang "Puluhan Juta" !!!
Hanya di Sinidomino. com
Untuk info lebih lanjut, Hubungi :
-Pin BBM : D61E3506 (24 jam Online )
judi poker